Ketum MUI Babel Sebut LDII Mampu Antisipasi Tantangan Pemberdayaan Umat
Jakarta (02/11). Ketua Umum MUI Provinsi Bangka Belitung (Babel), KH. Zayadi mengatakan sebagai lembaga dakwah, dalam rangka pemberdayaan umat, LDII harus menyiapkan segala sesuatunya untuk menghadapi situasi dan kondisi globalisasi seperti saat ini. Menurutnya, ke depan tantangan yang akan dihadapi semakin sulit.
“Saya pikir LDII dengan estetikanya sekarang, sudah cukup baik untuk mengantisipasi perubahan-perubahan yang terjadi untuk pembinaan umat,” ujar KH. Zayadi saat bersilaturahmi di Pondok Pesantren Minhaajurrosyidiin, Pondok Gede, Jakarta Timur.
KH. Zayadi didampingi Sekretaris Umum MUI Babel, KH. Ahmad Luthfi dan Bendahara Umum Nardi Pratomo bersilaturahmi ke Ponpes Minhaajurrosyidiin. Kedatangannya disambut hangat oleh Ketua Yayasan Minhaajurrosyidiin, KH. Muhammad Asy’ari Akbar beserta pengurus ponpes lainnya, pada Jumat (29/10). Sebelumnya, rombongan MUI Babel mengikuti salat Jumat di Ponpes Minhaajurrosyidiin, sebagai Imam dan Khatib, Ust. Muhammad Ridho.
Rektor Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Babel itu mengatakan, saat ini LDII sudah cukup baik dalam rangka mengantisipasi perubahan, “Artinya, ketika perubahan-perubahan ini terjadi, sudah sangat baik disikapi oleh LDII,” ucapnya.
Selain itu, ia mengapresiasi apa yang sudah Ponpes Minhaajurrosyidiin lakukan dalam hal pemberdayaan umat. “Karena pak kiyai-nya (pimpinan pesantrennya) sebagai ketua Himpunan Ekonomi Bisnis Pesantren (Hebitren). Dan ini adalah suatu momen yang sangat baik sekali sehingga pesantren ini bisa melakukan pemberdayaan umat terkait dengan ekonomi umat berbasis syariah,” tambahnya.
Terkait dengan pemberdayaan umat, pihaknya berkeinginan apa yang dilakukan Ponpes binaan LDII ini untuk dapat diaplikasikan di Babel.
“Ada beberapa hal yang membuat kami tertarik, selain pemberdayaan umat yang berkaitan dengan wakaf, zakat dan sebagainya. Insyaallah ini akan bisa kami adopsi, akan kami modifikasi, secara subtansial kami sudah dapat dari pak kiayi. Kemudian yang sangat menarik adalah pengolahan sampah,” urainya.
Pihaknya terkesan melihat pengolahan sampah mandiri yang dilakukan oleh Ponpes dalam rangka mengurangi limbah yang dibuang ke TPA. Seperti diketahui, permasalahan sampah ini bukan masalah lokal, maupun nasional akan tetapi masalah dunia.
“Banyak teknologi yang dapat diterapkan untuk mengurai sampah, namun banyak pula yang gagal. Saya melihat Ponpes ini tadi, sampah berapa ton per hari dapat diolah dalam beberapa jam sehingga menghasilkan pupuk, menghasilkan pakan ikan, ini suatu hal yang luar biasa,” kata KH. Zayadi.
Melihat potensi yang ada di Ponpes Minhaajurrosyidiin, pihaknya merasa kagum bahwa selain mengajarkan ilmu agama, Ponpes ini juga mengajarkan softskill kepada santrinya melalui urban farming.
“Ini luar biasa. Bagaimana pak kyai menggerakkan potensi-potensi di pesantren ini sehingga mampu melakukan hal seperti itu. Nah ini yang patut kami contoh. Ini suatu teladan yang baik dalam rangka menghidupkan pesantren,” tutupnya.
Sementara itu, Ketua Yayasan Minhaajurrosyidiin KH. Muhammad Asy’ari Akbar menjelaskan kepada rombongan MUI Babel terkait pendidikan yang ada di Ponpes Minhaajurrosyidiin. Seperti yang diketahui, Ponpes Minhaajurrosyidiin telah menggabungkan pendidikan agama dan juga pendidikan umum mulai dari taman kanak-kanak (TK) hingga perguruan tinggi. “Alhamdulillah beliau sangat senang. Karena beliau juga dari akademisi sehingga melihat Ponpes yang dikolaborasikan dengan pendidikan umum, beliau sangat senang sekali,” ujarnya.
Pihaknya mengajak rombongan MUI Babel berkeliling melihat sarana dan prasarana yang ada di Ponpes Minhaajurrosyidiin seperti masjid, Kampus Sekolah Tinggi Agama Islam Minhaajurrosyidiin (STAIMI), pengelolaan sampah, dan juga urban farming.
“Pak sekretaris umum mengatakan saya sangat salut di sini adalah sudah tidak mendikotomikan antara ilmu agama dan pendidikan umum,” ucapnya.
Ia menambahkan, dalam rangka menyiapkan SDM yang alim-faqih, berakhlakul karimah, dan mandiri melalui pendidikan keagamaan, pihaknya juga mempersiapkan para santrinya ketika terjun di masyarakat. Para santri diajari cara mengelola sampah dan urban farming. Mereka secara langsung diajarkan cara menanam dan merawat tanaman dengan baik dan benar.
“Dan itu yang membuat Pak Ketua Umum merasa tertarik dan ingin mengadopsi yang ada di sini, yang nantinya bisa diaplikasikan di Babel,” ucapnya.
Di sela perbincangan hangat, Sekretaris Umum MUI Babel, Ahmad Luthfi meminta kepada KH. Asy’ari Akbar untuk datang ke Babel dalam rangka bertukar pikiran, berbagi pengalaman dalam pemberdayaan umat.
“Saya bersyukur, ini adalah penghargaan yang luar biasa dari beliau. Mungkin beliau terkesan bahwa Ponpes ini telah menerapkan fungsi Ponpes. Selain fungsi pendidikan dan dakwah tetapi juga fungsi pemberdayaan masyarakat,” tambahnya.
Menanggapi hal itu, KH. Asy’ari Akbar dengan senang hati akan berkunjung ke Babel untuk sharing pengalaman tentang pemberdayaan masyarakat, “Mudah-mudahan bisa bermanfaat untuk di sana. Dan kami siap, semoga ini bisa menjadi amal jariyah,” tutupnya. (FS/LINES)