LDII Berkontribusi dalam Perjuangan Ekonomi Umat
Jakarta (22/10). Prof. Dr. KH. Miftah Faridl, ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kota Bandung, alumni Institut Teknologi Bandung (ITB) bersilaturrahim ke Pondok Pesantren (Ponpes) Minhaajurrosyiddin, Pondok Gede, Jakarta Timur.
H. Ucep Himawan dan H. Asep Permana selaku Anggota Bidang Hubungan Antar Lembaga DPD LDII Kota Bandung mengiringi Kehadiran beliau. Mereka sebelumnya berkunjung ke Masjid Istiqlal, Jakarta Pusat.
KH. Miftah Faridl ini sudah sering bersilaturrahim dengan pengurus LDII di Jawa Barat. Dalam kunjungannya ke Ponpes Minhaajurrosyiddin, ia disambut oleh Ketua DPP LDII Dr. Ir. H. Teddy Suratmadji dan Ketua Ponpes Minhajurrosyiddin Ir. KH. Muhammad Asy’ari Akbar.
KH. Miftah Faridl melihat aktivitas pengajian santri, Kampus STAIMI, , pengelolaan sampah mandiri hingga urban farming alias pertanian kota yang dilakukan di ponpes yang bernaung di bawah LDII itu,dan mengunjungi Padepokan persinas ASAD. Ia pun mengapresiasi proses pembangunan fasilitas dan Masjid Ponpes Minhaajurrosyiddiin yang menurutnya sangat indah.
Ujarnya “Hari ini saya bisa bersilaturrahim dengan pengurus LDII di Ponpes Minhaajurrosyiddiin. Saya bisa melihat kegiatan LDII di sini sangat baik untuk dipelajari dalam berbagai bidang. Selain mendidik santri menjadi muslim yang baik, LDII juga bisa membantu masyarakat dalam berbagai hal.”
Menurut KH. Miftah Faridl, problematika di kota salah satunya adalah berkaitan dengan sampah. Jika ada inisiatif pengelolaan sampah dilakukan seperti di Ponpes Minhaajurrosyidiin, maka problem sampah di kota-kota bisa berkurang, begitu juga kreativitas yang lain dan usaha yang sudah dirintis LDII perlu dikembangkan.
Menurutnya, selain urusan sampah, ada problem lain yang dihadapi umat muslim saat ini, yaitu disamping kurang mengerti urusan agama, tentang kemandirian ekonomi umat saat ini juga kurang. Perjuangan umat muslim saat ini, selain menjadikan umat yang shaleh, juga berusaha agar mereka bisa mandiri secara ekonomi.
“Saya lihat, pesantren ini memberi jawaban soal kemandirian umat. Saya mengapresiasi, semoga bisa menjadi bagian dari ibadah pada Allah SWT. Apapun yang kita lakukan namanya tantangan pasti ada. Namun kita harus tetap ikhlas karena yang sukses adalah mereka yang mampu menghadapi tantangan dan kesulitan. Paling tidak ada terobosan dengan memberikan ketrampilan pada masyarakat agar bisa mandiri, dan mereka tidak sampai mengemis. “Yang saya ketahui LDII termasuk salah satu lembaga keagamaan yang sering mengkampanyekan soal kemandirian umat,” ujarnya.
Dalam kesempatan itu, menurut KH. Muhammad Asy’ari Akbar, bahwa ponpes juga berkotnribusi menjadi solusi umat saat ini. Contohnya permasalahan sampah, dalam hal ini Ponpes Minhaajurrosyiddin ini telah mencoba mengelola sampah hingga menjadi zero waste. Maka santri di ponpes tak hanya diajari ilmu agama, tetapi diberikan juga softskill, salah satunya urban farming, dengan harapan, begitu santri keluar dari pondok, selain berdakwah agama mereka juga memiliki kemandirian, bertani dan berkebun,dll.
KH.Miftah Faridl berpesan pada kami, teruslah menjadi ponpes yang rahmatan lil alamin dan lanjutkan karya nyata untuk umat, ujarnya. Kami merasa sangat senang dan terkejut atas pesan tersebut. Selain melihat proses pendidikan keagamaan dan prasarana ibadah, beliau juga mengunjungi softskill kemandirian.
Sementara itu H. Teddy Suratmadji juga mengapresiasi acara kunjungan silaturrahim ini. Menurutnya, kunjungan KH. Miftah Faridl, mengingatkan dirinya pada masa ketika kuliah di ITB, karena KH. Miftah Faridl adalah dosen mata kuliah agama Islam di ITB, beliau adalah dosen agama ITB sejak tahun 70-an sedangkan H. Teddy Suratmadji dan KH. Muhammad Asy’ari Akbar adalah mahasiswanya kala itu. H. Teddy Suratmadji menuturkan
“Kami syukur sekali hari ini Ponpes Minhajurrosyiddin bertemu tokoh yang kami hormati dan dihormati di Jawa Barat, dan sekaligus menjadi reuni antara kami sebagai mahasiswa dengan dosen atau guru yang kami hormati,dan kami sangat berterimakasih karena beberapa pengurus LDII Kota Bandung dipercaya menjadi pengurus MUI di kota itu. Ini merupakan bentuk dukungan kepada LDII sekaligus amanah. Pesannya yang harus selalu diingat, yaitu silaturrahim, sinergi, dan kolaborasi yang selama ini telah terbangun supaya terus tetap dipertahankan.”ujarnya (NK/LINES)