LDII Bogor Gandeng KPK Gelar Diskusi Forum Generus, Dihadiri Ratusan Generasi Muda

Bogor (24/5) – LDII Kabupaten Bogor bersama Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menggelar “Diskusi Forum Generus Berintegritas” yang bertajuk “Profesional Berintegritas Bener, Kurup dan Janji” pada ratusan pemuda LDII Bogor, di Masjid Al Aziziyah, Cileungsi, Bogor, pada Minggu (19/5).
Rommy Iman Sulaiman, Analis Ahli Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi KPK dalam pemaparannya menjelaskan beberapa indikasi perilaku koruptif yang dapat memicu melakukan korupsi.
“Diantaranya tidak disiplin, menerima gratifikasi/suap, manipulasi anggaran, manipulasi perjalanan dinas, tidak jujur dalam bertugas, flexing gaya hidup mewah, tidak adil dalam melayani masyakarat, dan mengabaikan tugas utama,” paparnya.
Ia memaparkan bahwa pengadaan barang dengan harga tidak wajar akan menyebabkan kerugian keuangan negara dari selisih harga normal dengan harga yang dimanipulasi saat ini. “Ada juga harga wajar tetapi kualitas kurang baik, dampaknya membuat barang tersebut menjadi cepat rusak dan diperlukan perbaikan atau bahkan pembelian barang yang baru,” paparnya.
“Lalu adanya transaksi yang membuat utang negara bertambah, sehingga dampaknya negara terbebani untuk membayar hutang yang semakin besar,” lanjutnya.
Menurutnya, piutang negara yang berkurang secara tidak wajar itu juga dapat menyebabkan terjadinya kerugian keuangan negara. “Ada juga yang sampai menjual aset negara berkurang dengan harga murah atau dihibahkan pada pihak lain atau ditukar dengan pihak swasta maupun perseorangan. Itu sangat merugikan keuangan negara,” ujarnya.
Ia mengutip dari data Indonesia Corruption Watch (ICW) bahwa total kerugian negara mencapai 200 trilyun lebih. Ini nilainya sama dengan pembangunan 117.657 unit sekolah negeri baru, atau setara dengan 43,7% pembangunan IKN. “Bisa dibayangkan dengan nilai sebesar itu, kita bisa membangun fasilitas umum, mempercepat pembangunan di pedesaan dan pembangunan lainnya,” tambahnya.

Sementara itu, M. Rofie Hariyanto yang merupakan Koordinator Harian juga Manajer Sertifikasi Lembaga Sertifikasi Profesi (LSP) KPK menjelaskan bahwa korupsi berdampak besar bagi semua ini,termasuk pada negara dan masyarakat. “Salah satunya, kerugian finansial dan ekonomi. Dengan kerugian seperti itu sangat mempengaruhi kualitas pelayanan public negara kita,” ujarnya.
Menurut Rofie, praktik korupsi juga membuat orang kaya bertambah kaya, orang miskin menjadi semakin miskin, karena program pembangunan tidak merata sehingga berimbas pada masyarakat menengah ke bawah.
“Misalnya, golongan tertentu yang mengindari pajak dengan cara menyuap, dapat membuat pendapatan negara berkurang, sehingga alokasi anggaran kesejahateraan social dan pembangunan fasilitas umum menjadi tidak optimal. Maka ketika penyediaan atas pelayanan dasar tersebut tidak bisa terwujud, pemerintah akan kehilangan kepercayaan dari masyarakatnya,” lanjutnya.
Ia menekankan tugas utama KPK adalah melakukan pencegahan, monitoring dan supervisi agar tidak terjadinya korupsi, serta mengoptimalkan pengembalian uang negara hasil tindak pidana korupsi. Sebagaimana visi KPK yaitu menjadi lembaga yang andal, profesional, inovatif, dan berintegritas bersama masyarakat mewujudkan Indonesia yang bebas dari korupsi. “Maka KPK mengharapkan peran serta aktif masyarakat dalam membantu pencegahan korupsi” ujarnya.
Lebih lanjut, Ketua LDII Kabupaten Bogor Bambang Wahyudi menyambut baik kegiatan ini dan berharap supaya instansi pemerintah lainnya bisa memberikan wawasan kepada generasi muda LDII, agar mereka dapat memiliki pemahaman tentang pembangunan Indonesia.
“Semakin banyak literasi tentang pembangunan Indonesia dapat menjadikan mereka sebagai generasi yang profesional dan relijius. Tanpa korupsi, negara bisa lebih maju, kesejahteraan lebih baik, sehingga Indonesia bisa menjadi baldatun thayyibatun wa rabbun ghofur,” pungkasnya.