Pengalaman Pertama Para Santri Jadi Petugas Upacara di Grahadi
Ldiikotakediri.org – Peringatan Hari Santri Nasional 2021 di Gedung Negara Grahadi Surabaya, Jumat (22/10) merupakan momen pertama kali para santri menjadi petugas upacara.
Beberapa pondok pesantren di Jawa Timur mengirimkan santrinya untuk menjadi petugas upacara melalui seleksi cukup ketat. Salah satunya Ponpes Walibarokah Kediri yang mengirimkan 18 santrinya dan dua diantaranya menjadi petugas pembacaan Pembukaan UUD 1945 dan pengibar Bendera Merah Putih.
Sodik Nur Hidayat, santri petugas pembaca Pembukaan UUD 1945 menceritakan pengalaman pertamanya. “Alhamdulillah saya cukup senang dan bangga terpilih sebagai Pelaksana Pembaca Pembukaan UUD 1945 dan bisa bertemu langsung dengan Ibu Gubernur Khofifah Indar Parawansa,” ujar Sodik.
Selain itu ia juga mengatakan mendapat teman-teman baru dari berbagai pesantren sehingga termotivasi menjadi santri siaga jiwa raga untuk bangsa Indonesia.
Sementara itu Gubernur Khofifah Indar Parawansa selaku inspektur upacara menyampaikan pelaksanaan upacara peringatan Hari Santri Nasional ialah pertama kali dilakukan di Jawa Timur bahkan di Indonesia. Momentum hari santri diharapkan bisa menggugah semangat kewirausahaan, pionir dalam mewarnai pertumbuhan perekonomian Indonesia dan dunia.
Menurutnya potensi yang dimiliki Indonesia sudah sepatutnya menjadi kekuatan santri dan pesantren serta kekuatan pelaku ekonomi dan dunia usaha lainnya.
“Banyak cara untuk mengaplikasinya dalam berbagai bidang kehidupan salah satunya melalui entrepreneurship (kewiraswastaan). Hari santri ini bagaimana menjadi something untuk membangkitkan jiwa kewirahusahaan baik bagi santri, pesantren, dan sosio-pesantren,” pungkasnya.
Pemerintah pusat maupun Jawa Timur berkomitmen untuk mendampingi dan menjembatani pelaku UMKM berbasis santri dan pesantren untuk merambah pasar ekspor yang lebih luas, salah satunya melalui sebuah program One Pesantren One Product (OPOP) yang diinisiasi Pemprov Jawa Timur.
“Program OPOP merupakan wadah untuk menggembleng dan melatih serta memulai untuk membangun kewirausahaan dengan ekosistem santripreneur, pesantrenpreneur dan sosio-preneur. Sehingga para santri miliki daya saing dan siaga jiwa raganya untuk membangun ekonomi bangsa Indonesia,” imbuh Khofifah.
Khofifah berterima kasih kepada pengasuh pondok pesantren di Jawa Timur, pimpinan Ormas Islam, Pimpinan Wilayah Nahdlatul Ulama, Pimpinan Wilayah Muhammadiyah, Pimpinan Wilayah LDII, Pimpinan Majelis Ulama Indonesia yang telah mendedikasikan kontribusi yang cukup besar terutama pembentukan akhlak bangsa melalui anak didik di pesantren.