Santri IMBS Yogyakarta Pelajari Kehidupan Muslim di Kanada
Santri IMBS Yogyakarta Pelajari Kehidupan Muslim di Kanada
Santri Insan Mulia Boarding School (IMBS) Yogyakarta memperoleh pengayaan wawasan oleh Misella Hendrajat mengenai kehidupan muslim di Kanada. Misella tinggal di kota besar Edmonton, Provinsi Alberta, Kanada bagian Tengah, sedangkan masa kecilnya dihabiskan di Kanada bagian Barat. Pengayaan wawasan ini berlangsung secara daring dalam kelas pembelajaran Bahasa Inggris di IMBS Yogyakarta, 16 Agustus 2022.
Dimoderatori oleh Jumiati, S.Pd. selaku guru Bahasa Inggris, Misella mengawali sesi dengan memperkenalkan diri dan keluarganya. Dengan fasih berbahasa Inggris, Ibu tiga putra ini menceritakan kehidupan keluarganya di Kanada. Hal ini sesuai sekali dengan kompetensi dasar yang harus dikuasai oleh santri IMBS Yogyakarta pada hari itu, yakni “Introducing self and others”.
Di samping itu, Misella menceritakan pula kondisi musim dan cuaca, serta lingkungan di sekitar rumah. Waktu itu, suhu terendah Kota Edmonton adalah 14-170C dan kala menghangat dapat mencapai 21-300C. Kanada yang memiliki wilayah sangat luas ini memang sedang menikmati musim panas.
Selanjutnya, kehidupan beribadah sehari-hari umat Islam di Kanada juga dijelaskan. Misella bersyukur sekali, karena daging-daging halal di supermarket banyak tersedia. Muslimah berjilbab pun tidak disoal. Tidak pula menjadi isu sara sebagaimana terjadi di USA. Padahal wilayah kedua negara ini bersebelahan.
“Nyaman saja menjadi muslim di Kanada. Mengaji secara rutin alhamdulillaah lancar,” ungkap Misella yang konsisten mengenakan jilbab meskipun beraktivitas di luar negeri.
Namun demikian, sebagaimana negara-negara yang memiliki empat musim, musim dingin menjadi tantangan tersendiri bagi muslim Indonesia. Suhu terendah di Kanada bahkan bisa sampai -40C.
Walaupun secara daring, para santri nampak sangat antusias berkat informasi yang berasal dari sumber aslinya di luar negeri beserta suasana kehidupan sehari-hari. Model pembelajaran ini memberikan kesan berbeda dengan kelas Bahasa Inggris biasanya. Namun sebagian santri mengakui masih kesulitan untuk memahami beberapa kosakata asing. Demikian pula aksen dan dialek asli dari penutur Bahasa Inggris.
Menurut Jumiati, menimba ilmu bersama guru tamu ini bertujuan untuk membuka wawasan santri akan pentingnya belajar Bahasa Inggris dengan sungguh-sungguh. Harapannya dapat meningkatkan motivasi dan penguasaan materi Bahasa Inggris santri IMBS Yogyakarta.
“Informasi yang berasal dari sumber aslinya merupakan hal yang luar biasa dalam sebuah media pembelajaran,” kata Jumiati. Alumni Pondok Pesantren Wali Barokah ini pun menekankan bahwa kegiatan ini menjadi media otentik bagi santri untuk mempraktekkan kompetensi “Introducing self and others”.
Kepala Sekolah SMA IMBS Yogyakarta, Hj. Siti Nurhayati, S.Si., M.Pd., menyambut antusias terobosan ini. Para santri diharapkan senantiasa termotivasi agar bisa ke luar negeri, baik untuk magang, studi lanjut, maupun berdakwah. Selain Bahasa Inggris, SMA IMBS Yogyakarta mengajarkan pula Bahasa Jepang dengan guru pengajar yang pernah tinggal di Jepang dan berpengalaman mengajar di Ehime Daigaku Senior High School Matsuyama, Jepang.