Seminar Pendidikan Diniyah: Madin Wali Barokah Soroti Tantangan di Era Modern
Kediri (6/11). Madrasah Diniyah Takmilyah (MDT) Wali Barokah Kota Kediri menghadiri Seminar Pendidikan Diniyah bertema “Peran Aktif Pendidikan Diniyah di Era Globalisasi” yang digelar di Ruang Joyoboyo, Balai Kota Kediri, pada Selasa pagi (5/11). Acara ini diselenggarakan oleh Forum Komunikasi Diniyah Takmiliyah (FKDT) Kota Kediri dan menghadirkan KH. Adibussoleh Anwar, Pengasuh Ponpes Lirboyo, sebagai pembicara utama. Seminar ini juga dihadiri oleh kepala Madin se-Kota Kediri.
KH. Agus H. Ahmad Faris Idrisa, selaku Penasihat FKDT Kota Kediri, dalam sambutannya mengungkapkan bahwa madrasah diniyah adalah solusi yang penting di tengah tantangan dunia pendidikan Indonesia saat ini, meskipun terdapat berbagai pandangan terkait pendidikan agama dan pendidikan umum. “Syukur alhamdulillah, meskipun menghadapi berbagai rintangan, madrasah diniyah di Kota Kediri tetap bertahan hingga sekarang,” kata Gus Faris, sapaan akrabnya.
Keberhasilan Pekan Olahraga dan Seni Antar Diniyah (Porsadin) tingkat kota dan provinsi menjadi bukti nyata kontribusi madrasah diniyah. Beberapa santri madin Kota Kediri meraih penghargaan di Porsadin VI tingkat Jawa Timur, dan mereka akan melanjutkan kompetisi di tingkat nasional di Lampung pada pertengahan November ini. “Ini adalah kebanggaan bagi kami, melihat para santri dapat berkompetisi di tingkat nasional,” tambah Gus Faris, yang juga Pengasuh Ponpes Al Amien Rejomulyo.
Ahmad Jainudin, Kabag Kesra Kota Kediri, mewakili Pj Wali Kota Kediri, Zanariah, dalam sambutannya menyatakan bahwa tema “Peran Aktif Pendidikan Diniyah di Era Globalisasi” sangat relevan. Menurutnya, semua elemen masyarakat harus berperan aktif dalam pendidikan, terutama bagi generasi muda. “Kita sedang menghadapi generasi yang sangat terpengaruh oleh teknologi dan cenderung kurang aktif secara fisik, yang disebut generasi ‘strawberry’—terlihat baik dari luar tapi rapuh di dalam. Ini adalah tantangan yang harus kita antisipasi,” ujarnya.
Ia juga sependapat dengan Gus Faris, bahwa pendidikan diniyah berperan penting dalam membentuk generasi yang beriman, bertaqwa, dan berakhlak mulia, sesuai dengan tujuan pendidikan nasional yang ingin dicapai FKDT. “Pendidikan diniyah adalah bagian dari upaya meningkatkan nilai-nilai moral, etika, dan keagamaan,” lanjut Jainudin.
Di era globalisasi ini, setiap lembaga pendidikan memiliki tantangan yang berbeda, namun penekanan pada pendidikan karakter tidak boleh diabaikan. “Saat ini, banyak orang tua yang lebih memilih sekolah berbasis agama karena merasa lebih nyaman dengan pendidikan yang memperkuat nilai-nilai moral,” ungkap Jainudin.
Baca juga: Santri Ponpes Wali Barokah Meriahkan Hari Kesehatan Nasional dengan Aksi Bergizi
Hal tersebut terlihat dari tingginya minat terhadap sekolah-sekolah di bawah naungan Kementerian Agama, seperti MAN, MTS, dan MI, yang kini seringkali kekurangan kapasitas. Pendidikan karakter berbasis agama menjadi daya tarik, terutama bagi orang tua yang sibuk bekerja dan sulit memantau perkembangan anak secara penuh.
Jainudin juga memberikan apresiasi kepada FKDT Kota Kediri yang berkontribusi besar dalam pendidikan diniyah, serta kepada para santri yang telah berhasil meraih prestasi di Porsadin. “Sebagai bentuk penghargaan, pemerintah Kota Kediri akan memberikan hadiah tali asih kepada para santri berprestasi,” tuturnya.
Daud Soleh dari Madin Wali Barokah menyatakan dukungannya terhadap langkah pemerintah dan FKDT. Sebagai lembaga di bawah naungan LDII, Madin Wali Barokah memprioritaskan Pendidikan Karakter dalam proses belajar mengajar. “Kami membekali anak-anak dengan ilmu agama dan dunia, untuk membentuk Generus Profesional Religius yang memiliki 29 Karakter Luhur,” ujar Daud.
Seminar ini dihadiri oleh para kepala dan guru Madrasah Diniyah, pengurus FKPQ, Majelis Taklim, IPNU, IPP, Ansor, dan Fatayat. Turut diundang pula Dinas Pendidikan Kota Kediri, Kemenag Kota Kediri, dan Kesra. Pada kesempatan tersebut, Pemerintah Kota Kediri juga memberikan penghargaan kepada santri berprestasi sebagai bentuk apresiasi. (Mzdha)